NavBar

Thursday, September 30, 2010

si bolang mencari ilmu kembali

aku ingin mencoba jalan yang benar-benar membuatku nyaman. aku ingin mandiri. jauh dari siapapun. aku ingin mereka tahu kalau aku bisa mewujudkan keinginan mereka, yakni keberhasilanku. aku harus yakin, bagaimanapun juga keyakinan itu akan membawaku ke dalam lembah kebahagiaan. amin.
keputusan akhir aku awali dengan memohon restu emak. tanpa restunya, apalah arti perjuanganku, bakalan sia-sia belaka. tak ada artinya. emak mengikhlaskanku untuk pergi kemanapun kusuka. dia melepasku dengan dirundungi rasa cemas dan kekhawatiran yang menurutku luar biasa. tapi inilah aku, yang mampu membangunkan semangat emak. mempu meredakan suasana. mampu menghentikan gemuruh ombak. aku hibur dia dengan sejuta hiburan.
" tenang mak.. anakmu ini bakalan jadi orang sukses. pokoknya emak tinggal tunggu anakmu ini saja. dan anakmu ini tidak akan pulang sebelum mampu membahagiakan emak. walau sepuluh atau duapuluh tahun,tapi tetaplah aku menginginkan doa dan keridhoan dari emak.. anakmu ini sudah gede, tak perlu kau khawatirkan lagi.." aku berlutut dihadapannya dengan menggenggam kedua tangannya berharap ada keridhoan yang dia berikan untukku.bye..
aku berangkat. pertama menuju ke kota lumbung padi. selama lima hari aku menetap sebentar disana untuk meredamkan suasana dan mengambil semua berkas-berkas yang aku tinggal disana. hari rabu, keberangkatanku. aku melepas mereka semua. mau kemana?? kebanyakan dari mulut mereka mengendus rencana kepergianku. mau pergi, maen ke rumah teman di jawa timur. tak kupikirkan lagi apa yang mereka pikirkan. inilah aku, si pencari bumbu riski dari seorang restu ibu..
keberangkatanku menuju jawa timur, tepatnya daerah pare.
aku sendiri. tiada yangmenemani. tapi aku yakin semuanya ini tidak akan terjadi tanpa ada campur tangan dari sang Illahi. aku percaya mampu berdikari sendiri, meski harus meratapi nasib ini. di dunia ini tak ada yang abadi, terkadang aku merasa bersyukur atas pandanganku terhadap meraka yang hidup bergelimpangan harta, tapi tak mampu mendirikan benteng keimanan. bukan maksud hati aku ini yang terbaik, tetapi ini lah aku yang sedang belajar menjadi orang baik. meski bagiku sangat sulit. tapi aku percaya kembali bahwa tujuan yang baik, akan berbuah kebaikan juga.
aku tak ammpu membicarakan apa yang sedang terjadi disini, karena disini terlalu indah untuk kupandang, kuresapi dalam naluri. biarpun seribu kata aku torehkan, takkan mampu membuat oran paham dan merasuk dengan jelas gambaran yang aku berikan. sekat-sekat antara akhi dan ukhti sangatlah terjaga. aku bersyukur dapat menginjakkan kaki disini. kini aku yang seutuhnya yakin dalam naungan Illahi, badai mampu kulawan. terjangan air laut mampu kulawan. tak ada yang tahu memang, hanya dia sang pencipta.
aku hanyalah manusia biasa. aku percaya, imanku sangatlah lemah, sehingga sewaktu-waktu keimanan yang sudah kubangun dapat roboh kembali. tapi inilah aku yang selalu meminta perlindungan dariNya. kematianku takkan aku sia-siakan. aku ingin, emak menerima jasadku dalam keadaan yang bersih, dan mampu meninggikan namanya...

Sunday, September 26, 2010

Ngebolang lagi..

hidupku penuh warna-warni. hidupku penuh misterius. hidupku penuh dengan ambisius. penuh impian, harapan dan cita-cita "gila....". bagiku untuk saat ini adalah cobaan hidup. pahitnya hidup. dan deritanya hidup. tapi yang kubaca inilah awal dari kebahagiaan hidup. asal aku terus berusaha dan berjuang memerdekakan nasib seorang anak kentongan. bapakku tukang ronda. hahahaha... tertawalah sepuasnya. bagiku tak masalah. bersyukur itu pasti. memiliki keluarga yang lengkap, walau tidak terlalu kental dalam bergaul dan bercampur. terlalu beruntung, kerap aku nilai pada hidupku sendiri saat kumemandang hidup orang lain yang tanpa bapak dan tanpa emak atau salah satunya. terlalu bahagia, bila kumelihat "si kaya" tidak bisa menjadi sepertiku. bapaknya jarang pulang wlaupun seorang pegawai negeri.
kini, semua keputas bulat berada ditanganku penuh. emak memberikan kepercayaan penuh. selain emak, tiadalah seseorang yang mengetahui kemana arah hidupku akan kulabuhkan... aku memutuskan untuk memilih jalan yang berbeda dari sebelumnya. yah, takkan ada ketakutan akan kegagalan bagiku, kegagalan justru akan mendekatkanku pada kesuksesan. percaya atau tidak, itulah kata hatiku.

Thursday, September 16, 2010

kisah singkat

kemaren sudah kuketik semuanya. dari awal sampai akhir, tapi inilah nasibku saja atau kesialan sja yang selalu menimpa.... tiba-tiba listrik menunjukkan kelemahannya. sia-sia aku melakukan sejuta kata untuk sebuah penyampaian materi hidup yang tak jelas akn ke mana arah mengalir.... sekarang, disini start kumulai, myblog, engkau yang bakalan tahu kisah awal ini. tak ada niatan untuk orang lain mengetahui. hanya kau yagn mampu aku ungkapkan. lepas. hingga semuanya benar-benar lega. tak akan aku kurangi semuanya. sebagai sahabatku. my blog. yang mungkin akan menjadi saksi otentik yang akn menunjukkan semua perjuanganku dari awal hingga batas akhir yang masih pernuh dengan tanda tanya besar. miris. itu tak mampu aku ungkapkan dan katakan. karena aku selalu berkeyakinan bahwa masih ada orang disana yang lebih membutuhkan orang lain. aku masih sanggup.

MASA LULUS SMA
aku tak akan banyak bicara disini. tapi setidaknya anak cucuku tahu hal ini. kalau kakeknya sudah berjuang keras untuk mendapatkan impiannya. berawal dari kelulusan, aku mulai jejak karierku kedepan. semuanya. SMA, yah.. menurutku dan sebagian besar orang lain harus kuliah setelahnya. Kerja. tandasku. sebagai anak dari orang tua yang dikenal pas-pasan selalu terbayang. bagaimana mereka dapat menjalankan kehidupanku disana kelak semua yang dituduhkan orang akan kewajiban lulusan SMA harus kuliah aku jalani. sangatlah berat. tapi seiring dengan kebijakan sekarang, banyak yang membuatku justru bertambah semangat untuk meraihnya. aku berkeyakinan mampu. senbuah kunci kesuksesan akan aku raih dengan berjuang keras dan jangan takuk akan kekurangan. yap. alhasil, ada solusi yang begitu besar menurutku. masih ada penyediaan jalur beasiswa untuk mengikuti SNMPTN. sebuah kebijakan dari pemerintah untuk orang yang kurang mampu, sepertiku. bersama enam teman lainnya aku mengikuti seleksi yang dilihat dari nilai raport. untunglah nilai raportku tak jelek-jelek amat hingga aku termasuk dalam ketiga besar yang mampu menerima beasiswa tersebut. semuanya aku jalani dengan sempurna. tanpa cacat. segala pendaftaran dan ecek-ecek lainnya. hanya ada satu kecacatan besar yang membuat semuanya berubah total. semangat belajarku yang drop. tak mampu lagi berkonsentrasi. belum banyak yang mendukungku waktu itu. masih memikirkan biaya kedepannya. bapak masih belum berpenghasilan tetap. masih menggarap pekarangan yang ecek-ecek dengan pisang yang menghasilkan sedikit harpan. bukan seperti juragan pisang ataupun apa. biasa. terlalu biasa untukku yang kehilangan rasa bersyukur. sedangkan kerutan wajah kulimpahkan pada emak tercinta. usaha kecil yang dilakoninya memang sedikit membaik. mampu mengganjal perut ke 2 anaknya bersama menantunaya yang masih menumpang. sedikit menyusahkan. tapi kuanggap itu wajar. mereka belum punya rejeki. kataku sering untuk membujuk emak. adikku yuni, masih sekolah SMA. di pendaftaran masuk SMA saja meski berjuang pinjam ke langganan emak berdagang. kedua kakakku yang bekerja. tak mampu lagi aku merasakan kegetiran mereka. hanya karyawan biasa. belum lagi saat ini kondisinya masih dikontrak. kakak laki-lakiku kali ini menginjakkan ke 3 kalinya berpindah tempat bekerja, bukan karena dipindahtugaskan, tapi karena setahun duatahun, habis sudah masanya untuk bekerja. kini tepat di kelulusanku. usianya menjelang 25 tahun yang tak memungkinkan lagi untuknya mencari bekerja dengan keterbatasan usia yang demikian. kakak perempuanku, kubiarkan dia asik beayun-ayun menikmati masa remajanya dengan hasil yang dia dapat dari bekerja. masih sebagai karyawan lapangan biasa. yang terkadang menerima uang tips sebagai imbalan jasanya. panas dan lelah. yah, itu juga namanya kerja. dia mengambil sebuah kendaraan motor dari keringatnya, dengan gaji tak seberapa. hingga kini, masih belum lunas. semoga panjang mas kerjanya. untuk emak.. selalu memintaku untuk bersekolah kembali atas dorongan dari orang orang yang berbelanja. kata mereka aku terlalu pandai dari pada anak anak emak yang lain. heee, aku nyengir kuda bahagia melihat emak menyatakan itu. tapi emak masih punya hutang di bank yang masih belum dilunasi, untuk perbaikan rumah kita yang dulu ambruk saat hujan. lunas. dan sekarang meminjam lagi untuk segala permodalan dan perbaikan rumah pula. aku sempat protes, peminjaman itu dengan jaminan sebidang tanah yang terletak cukup strategis. aku khawatir emak tidak mampu melunasi hutang itu. tanah itu hasil emak dulu, waktu aku belum mencium dunia bersama bapak yang masih saat itu menjadi seorang petugas keamanan saat pendengarannya masih normal.
semuanya masih terselip dalam bayanganku, hingga memburamkan pandanganku untuk menjadi seorang sarjana. sebauh kebanggaan mengangkat nama keluarga besar, impianku. bagiku, masa ini adalah masa untuk membahagiakan orang tua. menggantikan kebahagiaan yang telah nmereka beri untuk aku, walau aku trak mampu mengganti semuanya sekalipun. semua proses terus berlanjut. mengikuti tes masuk SNMPTN. mereka begitu sejahtera hidupnya, dilihat dari semua barang barang bawaan dan semua aksesoris yang melekat. aku berbeda. aku tak mampu. semuanya membuatku tertunduk kehilangan kepercayaan diri. begitulah kulihat anak anak peserta lain. disampingku, dua sahabatku, layak. iam dan lang. iams masih nyaman dengan kondisi kakaknya yang sukses menjalani perkuliahan dan sekarang bekerja, tandasnya beberapa waktu silam. lang, apalagi. ceritanya membuat aku mulai kehilangan kendali kepercayaan diri. bukan tidak mensyukuri, tapi yang kupikirkan hanyalah emak. kutakut dia melakukan perjanjian lagi denagn pihak bank berjaminkan pekarangan yang akan menjadi warisan ke 9 anaknya kelak. apalagi emak jangan sampai memikirkan yang berat berat menginmgat usianya tua. lebih lagi aku merasa tidak mengadilkan kakak kakakku. mereka hanyalah lulusan SMA tiada yang bersekolah tinggi seperti yang aku coba ini,jangankan berandai andai, mencobapun tidak. masih ada adik adiknya yang mereka pikirkan, termasuk aku. berbeda dengan lang. tante, om, menjadi seorang pegawai besar. wakil bupatilah, inilah, itulah. masih banyak yang bisa membantunya, pikirku.
prosesnya sudah selesai hingga jatuh pada pengumuman. MAAF, ANDA TIDAK DITERIMA. sederet kata yang pendek, tapi besar makna. petir seakan menggelegar keras dan menyambar pendirianku kuat. memang ini jalanNya. pasrah. kutinggalkan DIKLAT PERHUBUNGAN yang sempat aku mencobanya, dan diterima di tahap awal. tapi lagi lagi karena biaya asrama, bulanan dan lain lainnya terlalu mahal untukku, kupikir mundur saja. tak ada yang tahu, kubil;ang rintih dihadapan emak, BELUM. tak bisa kukatakan tidak, karena aku yakin, masih ada jalan lain untuk membahagiakannya. mencoba peruntungan lainnya, sebuah Instansi kedinasan di kota Jakarta yang memberikan angin segar dan bayangan masa depan yang begitu jelas di depan mata. tapi semuanya masih belum dapat tercapai. hidup lontang-lantung di tengah tengah jakarta, tapi tak membuahkan hasil. semuanya BELUm menurutku. bodoh memang, tandasku. terlalu bodoh, terlebih lebih ketika hapeku yang sederhana digondol copet. hadiah dari kakakku hilang. semuanya seakan menjauh. dunia ini. seakan aku berpusar pada dunia yang sepi.

AWAL BEKERJA
kegagalan itu menambah perhatian banyak dari teman-teman. support. yah, itu yang aku butuhkan. hingga mereka benar-benar berdatangan memompa keras jantungku yang hampir berhenti berdenyut. aku merantau mak. emak menerima berat hati. matanya berkaca kaca. tidak usah, jangan semua anak anak emak jauh dari emak. disini juga kamu bisa emak kursuskan. pinta emak. tapi pendirianku kuat. untuk sukses harus merantau. pikirku. kalaupun aku dirumah, apa jadinya aku ini. tenang mak, tahun depan anakmu ini mencoba lagi ya... tapi kalau boleh, emak mengumpulakn duit yang banyak buat persiapan kuliah anakmu ini yah,, ungkapku menenangkan emak dan memberikan semangat emak. walau berat, tapi emak bisa. aku yakin emak bisa. jangan lagi sertifikat pekarangan kau gadaikan. jangan lagi kau menghutang di bos emak berjualan. cukup emak. saatnya bangkit, untukku emak. emak sudah terlalu tua, lihatlah kerutan di wajah emak terlalu banyak. bertambah banyak. siapa lagi yang akan melunasi hutang emak kalau bukan emak sendiri. mengharapkan anak anakmu ini emak, jangn terlalu berharap emak. anakmu ini berjuang dalam kepulan debu di kota karyawan yang belum jelas nasibnya. tapi aku yakin, anakmu ini akan selalu membantu emak. berjanji ya mak.. pokoknya kalau tahun depan emak tidak ada duit, akui tidak mau kuliah. doakan anakmu ini mak.. aku mulai perjalanan baru, dengan dunia yang baru pula di negeri orang. karawang.
dua minggu aku lalui hariku mencari pekerjaan di karawang. tinggal bersama kakak perempuanku. kost, sebulan 350.000. mahal, menurutku denagn melihat penghasilan dia saat itu. tak apa, tenang kak, ada adikmu ini yang siap meringankan. seminggu kemudian, panggilan tes kerja mulai berdatangan. hingga aku benar benar mengharapkan itu semua. LOLOS. sedikit senang untukku yang saat itu belum mampu mensyukuri hidup. hingga aku mengabarkan kabar gembira ini kepada emak. tertunduk seketika. coba saja saat itu semudah ini, emak mungkin bahagia, tapi uanga dari mana?? semuanya bakalan trtunda lagi. pikirku, hingga slide baru muncul di kepala. dengan tertunduk,menyaksikanku memakai kemeja putih dan celana hitam. mungkin kamu pertanda aku seorang pencari kerja. seorang pelamar kerja. tapi, besok aku akan kenakan kau sebagai mahasiswa. hemmm pikirku semangat sinis. tak mungkin. kata mengganjal dipikiran yang langsung pergi.
pekerjaan kulalui dengan apa adanya, mulai berbangga hati dan menikmati dengan statusku sebagai karyawan kontrak sebuah perusahaan besi baja di sana. enjoy aku melihat mereka yang kupandang lelah. tapi bahagia. menikmati hidup apa adanya, meski mereka terkadang was was ingin kemana nasib mereka digantungkan. waktu semakin berjalan merambat. aku mulai merasakan kenyamanan itu.
sms : teman, tolong ingatkan aku untuk menjadi mahasiswa ya, ingatkan tekatku yang satu itu. aku takut seperti mereka yang berkisah sepertiku. terbawa dalam arus karyawan kontrakan. biarpub menetap, tapi hidup mereka sama saja. menyesal. yang mereka pikirkan. tolong ya.. trima kasih.
sms emak : mak, anakmu ini sudah nyaman dengan bekerja, aku mau bekerja saja ya mak. biar yang menjadi mahasiswa adik aku mak..
lah, ko kaya gitu... tuh kan,, emak sudah punya duit nak, tandas emak.
tapi duit itu bisa buat baya hutang hutang emak kan? yang penting emak tidak punya hutang lagi... balasku.
terus gimana? pokoknya harus...
aku terdiam...
semangat itu sedikit tergugah, hingga kebiasaanku sebelum berangkat bekerja kusempatkan untuk belajar, walau tidak banayak yang aku ingat pelajaran enam bulan lalu semasa SMA. yang penting berusaha. tandasku. tak sengaja aku menuliskan enam bulan sudh lewat. terlalu cepat. percobaan kedua aku lalui saat itu. jangan takut kawan, hati kecilku memberi semangat. aku punya biaya sendiri dari hasilkeringat sendiri. jangan lagi meminta sma emak. udah gede.

RISAIN
sekitar masa 7 bulanku bekerja. aku mulai melakukan aksi. semua info pedaftaran mhs baru aku cari di tengah kesibukan dan kelelahanku bekerja. ini untuk emak. ini untuk aku. ini untuk sahabatku. ini untuk saudaraku. semua ini karena Allah. tapi aku masih meragukan disamping itu semua. aku bekerja. aku harus mampu bertanggungjawab dalam pekerjaanku. aku tidak boleh melalaikan itu. tanggungjawabku adalah bebanku. bukan beban orang lain. aku tak harus membolos bekerja. mereka, terlalu baik saat bekerja. terlalu picik bila aku menyusahkan mereka. aku bingung harus mengambil langkah apa, hingga akhirnya aku mendapatkan jawaban dari sendiri dan yakin petunjuk dari Allah, untukku mengundurkan diri. masih ragu memang. belum terpikirkan penuh dan masih ragu. tak terbayangkan aku akan meninggalkan sahabatku di tempatku bekerja, aku sebagai icon anak iseng harus menghilang. hingga jawabanm itu benar benar nyata. tanggal 8 Mei 2010 ibu mengabarkan dirinya sakit. dia ingin bertemu denganku, ingin mengetahui langkah impianku selanjutnya. iya mak... banyak minum air putih. waroengnya jangan terlalu larut menutupnya, banyak istirahat. aku lagi berusaha disini mak. rayuku. keputusan pengunduran diriku sudah bulat saat itu. kutekatkan besoknya untuk berbicara langsung. tapi semangatku layu ketika menyaksikan mereka, teman temanku dan dia yang aku anggap sebagai saudara di tanah perjuangan, tanak kerja. hingga aku tunda pernyataan itu. hingga lewat satu minggu aku belum menyatakan pengunduran diri. aku yakinkan diri, saat aku berbicara dan bercerita pada salah seorang sahabatku. dia memilih keputusanku dan mendukungku. chayo!!!! malam itu shif 3 berangkat jam 22.00. hujan dengan derasnya, tubuhku trjangkit penyakit. sakit. panas. menbggigil. aku tak bernagkat. izin. tapi setelah aku mengetahui bapakku, seniorku yang kuanggap seperti bapak sendiri (team leader) tidak berngkat, akhirnmya kuputuskan meluncur ke pabrik, meski telat. tak ada yang menggantikanku menghandle pekerjaanku. kulangkahkan segera ke office saat itu. tak tahu apa yang ada dipikiranku. dengan tangan memegang sepucuk surat pernyataan yang disimpan dibalik jaket aku menghadap snag pimpinan.
dag dig dug...
pak, ibu saya sakit. sya ingin ijin pulang. juga saya ingin mewujudkan mimpi ibu,,, sya kepengen... kutunda sejenak,
apa??? tanya atasan heran
keluar....
@#@$^%%##@@**&^^&&
semua proses begitu cepat, hingga aku benar benar mantap. atasan terlalu baik. aku masih diberi kesempatan 1 minggu untuk pulang. aku seperti anak raja, terlalu dimanja. tak pantas aku disini. bersma orang sebaik dia. YAHYA W atasanku. semuanmya akan dia proses kalaupun apa keputusanku. sampai aku meninggalkan office, tak sanggup memberikan pernyataan itu. masih kusimpan. sampai pada proses terakhir kuputuskan hengkang.

PERCOBAAN KE 2
banyak keanehan, kejanggalan dan apalah yang menurutku kesialan semua. apa mungkin bukan jalanku disini untuk berkarier. aku ingin mengikuti banyak pendaftaran lagi. masih ada sisa duit bekerja. cukup sekali. 3 sekolah harapan aku ikuti. prosesnya terlalu menyakitkan. tapi inilah aku yang sedikt semakin dewasa. mampu mensyukuru keputusan dan berpasrah sebelum semuanya terjadi. yakinlah, semua usaha pasti akan ada hasilnya. itulah suratan Dia yang slalu kuingat.

Sekolah 1
bertempat di jakarta timur. daerah utan kayu. SMA 22. SNMPTN 2010.
semua proses registrasi lancar, meski menemui kendala kecil. kupersiapkan perbekalan untuk mengikuti tes, bekal materi dan mental. semangat yang besar. tepat di hari H. aku yang tak banyak tahu kota Jakarta menemui kesialan yang menurutku karena kebodohanku sendiri. berangkat dari Bekasi setelah menumpang di rumah saudara teman. menuju ke jakarta. terjebak macet meski jam menunjukkan pukul 6.00 hingga sampai pukul 8.00 aku masih berkutat dalam jalanan kota jakarta yang penuh dengan kendaraan. tak kupikirkan lagi waktu. yang penting sampai di tujuan. semuanya aku lakukan sendiri. keterlambatanku lebih dari satu jam masuk.. tak banyak berharap karena tak banyak soal yang mampu kuraih. tak ammpu mengejar waktu lagi. waktu seakan akan membinasakanku. pesimis. GAGAL

Sekolah 2
masih di jawa timur. Senayan. Statistik 2010
terlalu biasa, sebelum masuk dalam ruang tes. kucari tempat dudukku berjuang. 23 24 26. mbak... nomor 25nya mana?? tak kudapati. hingga proses berlangsung lama pada akhirnya aku ditempatkan di ruang emergency. ada yang menangis. bidadari canti yang tengah duduk dibelakangku. diwajahnya terlihat baluran baluran bedak yang tersapu oleh air mata. ternyata kita sama. salah tempat. pembagian soal dibagikan. semuanya telah menerima. aku dan si gadis ajaib itu belum hingga memakan waktu beberapa menit tak kunjung juga datang. aku tertinggal. si gadis ajaib tersenyum lebar ketika dia mendapati aku tak seberuntung dirinya dalam mendapatkan soal. pesimis. GAGAL

Sekolah 3
terlalu bersemangat, sehingga bolpoin yang digunakan untuk tandatangan mengenai lembar jawab komputer yang berada di atas meja. tahulah pastinya telat!!! stressss.....

Wednesday, September 1, 2010

Jangan Putus asa, kawan...

hem... baru jam 8.30 kulirik sesaat jam dinding yang menempel diatas pintu kamarku, masih ngantuk. kukembali memanjakan kepalakudiatas bantal yang mewangian bau bangkai dan keras laiknya batu wadas sungai ciliwung, coklat dan tak sedikit peta yang telah teukir diatasnya oleh buraian air layer "liur" dengan badan yang eksotis ini masih terlilit oleh handuk yang berwarna kemerahan, pertanda si empunya rajin membara. jiwa ingin kembali bersenang diri menikmati kenikmatan dunia yang satu ini, tapi hati kecilku berkata, tidak. "tok..tok..tok.." pintu berteriak riuh kesakitan setelah diketok oleh emak.
"mudy.. ada tamu..molor aja lo.."teriaknya,
"iya, bentar.. anak gaoL gitu.." balasku. emak tak menghiraukan lagi. ia bergegas melanjutkan perjuangan 45nya di dalam waroeng, medan perang antara makan dan gk makan.

tanpa berpikir panjang, sengan segera kupelantingkan badan ini menjauhi tempat tidur tercinta. hingga terdengar suara jelas gesekan kayu kayu yang menyusun berangkai menjadi tempat tidur itu, serasa hampir ambruk. kegiatan utama selepas tidur langsung kulakukan tanpa basa basi walaupun kau ajak hepi-hepi. bukan merapikan tempat tidur, bukan pula pergi ke kamar mandi. tapi menghapus jejak jejak perjuanganku saat melalui hamparan luas mimpi yang telah kurasakan. putih, kering, dan sudah menempel erat di bagian cekungan senyumku yang bermuara dari pinggiran bibirku yang terkenal sexsoi. tak lupa di depan cermin kumenghadap bayanganku. wah, kaget tak beraturan. kulihat bayanganku di cermin tampak dekil, culun, jelek, tak ada kharisma sedikitpun. rambut yang acak-acakan, mata yang lesu membara ditunjukkannya. dengan sigap dirapikannya helai rambutnya yang berdiri kokoh setelah berjuangdengan kerasnya dasaran bantal, kasur dan gerakan-gerakan tak beraturan saatsi empunya tidur. nah, menutupi jidad oke juga, tapi kalau matanya gak kelihatan, cooLnya gak kelihatan juga..upz. cocok. pinggirnya harus ditutupi kuping. tapi keliatan culun. hem... menutupi kuping lebih keliatan sedikit cooL. good boy. its time to show your face, my shadow..
sedikit demi sedikit, kumulai gagang pintu kamar. kuintip ke kiri yang mengarah ke kamar mandi, sepi. kulirik ke kanan, ternyata dia. kawan lamaku. tahu yang datang dia, tak perlulah aku repot-repot membersihkan tubuh ini, bisikan hati setanku menggerutu. kita duduk berdekatan menyiapkan pendengaran yang tajam dan pasang hati.