Dua puluh lima menjadi trauma
kupikir bahagia,
kupikir tak lagi sengsara
tetapi justru nestapa
Dua puluh lima terlalu jauh
terlewat, terlampau jauh
tak lagi berbalik,
sekedar memetik bunga yang tertinggal
Dua puluh lima mati
saat dua puluh tiga menjejali
menghunus pada setiap rongga hati
ada yang berani menandingi?
kukira lebih baik kumati
Dua puluh lima
hanya begitu saja?
hambar.
tanpa makna
No comments:
Post a Comment