Sepulang
sekolah (kasarnya nge-gembel), gue segera menanggalkan baju merah-putih
kesayangan dan melemparnya di atas kasur berpeta. seragam gue beraksesoriskan
bercak merah bekas saos tomat, yang jarang ditemukan di baju anak-anak lain.
Apalagi coraknya, yang tak seputih baju mereka. Tapi gue tetep bangga, dengan
baju yang berjahit tak merata, gue masih bisa mengenyam pendidikan
(antagonisnya ngrampok duit emak). Tapi, terkadang sulaman emak di seragam gue
membuat gue merengek sama bapak, dan selalu saja jawabannya masih membuat gue
dehidrasi tingkat tinggi. “duit bapak di emak semua,”, ucapnya selaluuuuu saja.
Gue yang dikenal anak pemberani, paling pantang melawan ocehan emak. “nak, duit
ini buat makan besok yah, juga buat saku Bahri.....”. gunung-gunung meruntuh,
puing-puingnya memecah jiwa keberanian gue buat membantah. Itu selaluuu. (apakah itu artinya gue anak berbakti?)
Ah,
tak ada guna memang buat masa kecil gue itu. Yang terpenting adalah menikmati
hidup bersama teman-teman kampung (tanpa -an). Di bawah terik, gue berlarian,
berkejar-kejaran dan memulai aksi permainan yang memeras keringat. Saat itu
permainan yang gue gemari, bermain tembak-tembakan dan pedang-pedangan ( waktu
itu boneka berby belum ada,). Seperti biasa, gue memerankan power rengges
hitam. Dan beberapa teman gue memerankan idola mereka masing-masing. Meski gak
ada adegan power rengges bertempur dengan polisi, ataupun grandongnya mak
lampir di dalam televisi, tapi bakat kita memang mencampur adukkan seadanya.
Dan sebagai orang yang -pada saat itu-baik hati, gue langsung menyelusuri
pekarangan rumah yang bernaungkan dedaunan pohon pisang. Tebas, tebas, dan tebas!!!. Alhasil, dari tebasan daun itu, diambillah
batangnya, biasa disebut “papah pisang”. Sebagai orang yang kere-aktif, kami membentuk benda sesuai
tema “perang-perangan”.
mengingat
hal itu, gue jadi pengen nyanyi versi layang-layang. Bekicot!!
Nada
¼ (tanpa kilo)
kuambil papahnya pisang,
Kupotong sama panjang
Kutekuk dan kuikat dengan tali
Kujadikan pistol-pistolan
Bermain.. berlari..
Bermain perang-perangan..
Bermain kusembunyi di semak-semak
Dan kubilang “dor!! Dor!! Dor!!
berikut,
setelah semuanya siap, dimulailah dari sebuah undian.