Manusia-manusia yang dikenal berotak “cerdas”
masih asik bertenggreng di atas punggung rakyat dengan santainya. Tugas yang
diemban semakin terbengkalai. Sekali tersorot kamera, langsung merapat.
Alih-alih bertanggungjawab dengan jabatan. dan di akhir kegiatan, kericuhan
pasti terjadi. Kalau kayak begini terus,
sampai kapan anak SD berkata, “mak, wakil rakyat kok bertengkar? Kata di buku
bilang, itu tidak baik,”. otak memang cerdas, tetapi tak digunakan untuk
berfikir. Untuk saya, sebagai anggota DPD, saya akan melakukan langkah yang
tepat dan berfikir serta merealisasikan dengan tindakan. Prinsip yang saya
pegang “tanggung jawab lebih besar
daripada penampilan,”. Prinsip sederhana, tapi banyak makna. Biar kata saya
seorang pejabat DPD, tapi saya akan benar-benar total terjun ke wilayah. Dan
beberapa program yang utama tentunya saya rinci demi terlaksananya program ke
depan.
Pertama, melakukan ceramah rutin (sesuai
kepercayaan). Bisa sebulan satu kali. Hal ini memang bisa dianggap remeh,
tetapi yang sesungguhnya pangkal dari kehancuran adalah dari sini. Ambil
seorang ulama untuk berceramah di “gedung pertemuan”. Saya yakin lambat laun
hati akan tersentil, kecuali mereka yang hatinya sudah tertutup. Nah, kalau
hati sudah bersih, otak sudah pasti.
Kedua, mensejahterakan rakyat dalam bidang
pendidikan secara merata. Bayangkan, di daerah perbatasan mentawai. Dalam
tayangan sebuah berita, seorang gadis yang seharusnya sudah menginjak bangku
SMA belum bisa membaca. Hal itu mungkin wajar ketika jaman emak saya lahir.
Tapi ini sudah masuk jaman kemajuan dan bertekhnologi. Sudah wajib pendidikan
di sana dimajukan. Tetapi dengan tidak mengurangi perhatian pada daerah
lainnya. kemudian bukan hanya bertumpu pada pendidikan 9 tahun saja, tetapi
saring anak bangsa yang berotak cerdas untuk melanjutkan ke perguruan tinggi yang dibiayai total oleh negara. hal ini
menampik perguruan tinggi untuk kalangan atas saja.
Ketiga, memajukan dalam bidang pekerjaan. Saya
akan menghapuskan sistem kontrak kerja, kemudian bekerjasama dengan
lembaga-lembaga di Indonesia untuk memberikan modal kepada para UKM dan mereka
yang ingin membuka usaha. Rata-rata yang saya saksikan saat ini, para karyawan
setelah putus kerja dengan perusahaan menjadi penganggur. Dan secara otomatis,
ekonomi mereka terjun seketika.
Keempat, melaksanakan pembangunan berupa akses
–akses pendukung untuk kemajuan ekonomi daerah. Sampai kapan kita mencontoh
negara tetangga yang begitu memperhatikan daerah perbatasan mereka?. Semisal,
daerah perbatasan kalimantan barat. Bandingkan saja keadaanya dengan perbatasan
daerah mereka. Pembangunan seperti akses menuju TKP masih perlu dibenahi.
Kelima, dalam membuat rancangan undang-undang
atau peraturan baru, persetujuan dari DPR memang perlu, tetapi tidak harus
dengan kepasrahan menerima begitu saja jika usulan ditolak. Kalau menurut kita
baik untuk bangsa, akan saya pertahankan. Ajukan pula ke presiden dan bila
perlu dibahas lebih lanjut di layar televisi. Secara langsung, warga bisa
terlibat dan tahu jelas tujuan dari program DPD.
Terakhir, terjun ke lapangan. menjalankan dan
mengawasi pelaksanaanya. Bila perlu terjun ke kubangan lumpur. Untuk anggaran,
jika ada satu kejanggalan yang saya temukan, saya akan tindak segera, siapapun
dia. Tentu, dengan menyerahkan kepada KPK yang lebih ahli. Mafia anggaran harus
diberantas. Saya anggota DPD siap mati jika saya diketemukan merugikan negara
ataupun menyelewengkan tugas saya. Senyum rakyat adalah yang utama. ( 490 kata)http://lomba.dpd.go.id/
No comments:
Post a Comment