NavBar

Sunday, November 16, 2008

Introduction

Dalam era sekarang ini dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dicapai ummat manusia, yang namanya perjuangan mungkin telah menjadi kata asing ditelinga orang-orang dengan aktivitas dan kesibukan yang telah membudaya dalam kehidupan kesehariannya. Rutinitas hidup yang dilakukan dalam keseharian mungkin telah membuat mati rasa kritis dalam dirinya. Manusia yang kenudian lebih dikenal dengan manusia modern ternyata mengalami gangguan dalam memahami sebuah perjuangan.
Di era yang serba kapitalistik ini nilai-nilai perjuangan telah bergeser menjadi egoisitas yang semakin tinggi. Ego yang telah menguasai sebagian rasa dan pikiran manusia modern tadi pada waktu selanjutnya ternyata membutakan mata hati, untuk melihat ketidakadilan yang telah terjadi akhir-akhir ini. Ketidak adilan yang pada akhirnya menyengsarakan pada pihak tertindas rupanya tidak disadari oleh manusia yang merasa dirinya sebagai manusia modern.
Ciri modern yang mereka sandang ternyata hanya masalah gaya hidup mereka saja, namun sikap dan hati nuraninya masih ketinggalan jauh. Kemanusiaan yang selama ini harusnya mendarah daging dalam jiwa dan kepribadian manusia modern, nampaknya makin tergerogoti dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Lalu apa arti perjuangan dalam masa kini? Konflik hidup yang semakin tidak jelas dan cenderung mengikuti hukum rimba ini harus segera ditangani. Entah kita berada pada posisi mana. Apakah sebagai pengambil kebijakan, kalo kita pada posisi ini kita harus mampu membuat kebijakan yang benar-benar membela kepentingan rakyat banyak, bukan kebijakan yang membuat sengsara banyak rakyat. Contohnya kebijakan menaikkan harga minyak itu adalah salah satu tindakan yang menyengsarakan rakyat, karena efek dominonya lebih hebat dari peningkatan harga minyak itu sendiri.
Kalo kita sebagai rakyat, apa yang kita perbuat. Hendaknya kita tidak melakukan hal-hal yang merugikan orang lain, misalnya kalo posisi sebagai pedagang, janganlah suka menipu pembeli terhadap barang dagangan kita. Kalo bagus katakana bagus, kalo ada cacat katakana dimana cacatnya. Jangan sampai menipu kalo kita itu kulakannya sudah mahal, padahal murah. Berusahalah jujur terhadap segala sesuatunya.
Kalo kita sebagai pemakai jasa umum, bus misalnya, janganlah sekali-kali kita mencopet atau menjambret harta milik orang. Hal ini selain merendahkan kita sendiri, kalo kita tertangkap, selain memalukan kita juga akan babak belur. Selain itu jangan sampai kita buang sampah sembarangan, meskipun itu hanya bungkus permen yang dalam anggapan kita itu barang yang sederhana bahkan remeh.
Kalo kita sebagai ibu rumah tangga, jangan sampai kita itu menjelekkan keburukan orang dengan menyebarkan berita yang belum tentu kebenarannya. Jangan sampai kita termakan gossip yang terkadang memancing emosi kita untuk ikut-ikutan, padahal kita tidak ada kaitannya sama sekali. Trus bagi media seperti televise, hendaknya tidak menayangkan tayangan yang tidak mendidik. Masih banyak tayangan mendidik yang layak dan diinginkan masyarakat. Tayangan yang bersifat informatif dan mendidik hendaknya mampu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Perjuangan hidup dewasa ini, hendaknya tidak diartikan sebagai perjuangan individual. Akan tetapi sebagai perjuangan bersama untuk mewujudkan kemajuan bersama. Perjuangan untuk mewujudkan keadilan di muka bumi. Perjuangan memerangi kemiskinan, kebodohan dan eksploitasi kelemahan orang lain di atas kelebihan orang tertentu.

PERJUANGAN, ya...kata itulah yang membuat hidup ini menjadi perjuangan yang berharap akan menjadi sesuatu yang indah di mata orang dan baik di mata keluarga, serta kehalalan dalam pandangan agamaku. ya..kamu harus lakukan itu. ya...kamu harus berjuang. ya...kamu harus mencoba. dan ya...kamu harus berarti untuk keluarga, lingkungan, dan terutama untuk diri sendiri sebagai umat muslim. ya..kamu pasti bisa!!!
Sebuah kunci hidup untuk menuju kehidupan yang benar-benar mandiri, serba berkecukupan dan tentunya sederhana. Aku tidak berharap muluk-muluk sama allah untuk menjadikanku sebagai orang yang kaya. kenapa? ya, karena aku takut sewaktu-waktu aku hilang, lupa akan dari mana asalku, dari mana aku berteriak dan menangis untuk pertama kalinya di dunia ini. toh, ketakutan aku ini terbukti dengan banyaknya orang-orang yang kaya yang beraninya berbuat seenaknya. Semakin enak maka semakin buruk pemandangan orang terhadap orang-orang yang kaya itu. yah meski tidak semua orang kaya sih...tapi, dari berbagai bukti harian, di berita, majalah, koran, bahkan sebuah kontak telinga antar masyarakatpun terdengar "Orang kaya kok gitu??".
Narkoba, perjudian besar-besaran, pelecehan sexsualitas guna memuaskan nafsu mereka yang tidak bermoral, bahkan, yang sedang gencar-gencarnya adalah korupsi. semua itu tentunya telah jelas terangkum dalam hukum di Indonesia. tapi, mereka selalu dapat lolos dari sanksi itu, yah...yang namanya punya uang banyak, " Loe jual, gue beli.." sungguh tak terpikirkan olehku...
he..tapi, meski begitu, aku tidak munafik untuk menjadi pemimpi akan kekayaan hidup. toh, semuanya akan aku menfatkan dengan baik dan benar. dan tentunya akan aku gunakan untuk orang lain dan juga keluarga. semuanya itu aku impikan untuk menolong mereka yang tertindas oleh kebanyakan orang-orang kaya yang tidak bertanggung jawab.
Semoga impian aku terwujud dan doain yach....aku pasti bisa!!!

No comments: