NavBar

Friday, October 29, 2010

yang ini baru juara...

siang berganti malam, demikian dengan sang surya yang selalu berkejar-kejaran dengan sang dewi rembulan. mereka tak bisa bersatu untuk memerangi bumi. walau terkadang itu muncul, tapi salah satunya meredup. tak jelas dan nampaknya masih malu-malu meong.
aku masih duduk termenung dan sedikit mengacungkan belahan bibir manis, senang binti bahagia yang kurasa. sebuah usaha dan perjuangan yang benar-benar membuahkan hasil. sebuah karya pribadi untuk negeri bahasa aku sampaikan, guna diserukan untuk para pemuda dan pemudi di negeri tercinta. menjadi nomor dua yang cukup membanggakan. cukup untuk membuat emak nyaman dan bangga dengan putranya ini. tak sekedar berbangga, tetapi melebihi semuanya. TENTANG BAHASA. namamu akan selalu kukenang, sebagai sejarah perintis gerbang menuju kehidupanku yang sebenar-benarnya, amin..

Akulah sang juara

akulah sang juara. akulah pemenangnya..
sebuah deretan kata yang mungkin membuat orang semakin bersemangat untuk menjalani hidup. tapi lagi-lagi hal ini menjadi biasa-biasa saja, dengan mengandalkan diriku yang memang hidupnya biasa biasa saja. tapi jangan salahkan aku, jangan juga menyalahkan nasib buruk. tapi ini merupakan sebagian dari perjalanan hidup. yang tak lain bisa kita katakan sebagai cobaan dan takdir dari sang Illahi. bukan hanya kemiskinan dan kebodohan yang menjadi momok menakutkan bagi sebagian besar orang, tetapi juga suatu kegagalan akan langkah yang akan bahkan telah ditempuh. hal ini tak jarang membuat orang merasa takut untuk melangkah menjalani kehidupan. mereka yang merasa kaya enggan memberikan harta kepada orang lain karena khawatir akan kekurangan atau kehabisan harta. apalagi mereka yang berpikiran cerdas, para "cumloters" tak mau lagi bercampur dan berbagi ilmu yang dimiliki walau hanya secuil, karena ketakutan akan ada orang yang menyaingi ilmunya. hal ini lantas menjadi topik atau pembicaraan yang hangat khusus di kalangan seorang ustadz yang bernuansa sedekah, seperti Ustadz Yusuf Mansyur. penampilannya dan cara penyajiannya membuat ketertarikan tersendiri. apalagi dengan topik yang begitu menggugah hati dan jiwa para pendengarnya. sehingga kemampuan penyerapan ilmu dan pengekspresian sebagai manusia biasa tumbuh dalam jiwa sanubari. tatkala boleh berkata "lebay" dari lubuk hati yang terdalam "from the deephest heart" bahwasanya hidu ini memang indah, indah sekali. tetapi keindahan itu hanyalah bersifat sementara. sedang kita tahu kehidupan yang nyata adalah di akhirat kelak. banyak orang yang mengerti dan tahu akan hal itu, tetapi penerapan konsepnya berbeda, jarang orang yang bisa melakukannya secara optimal, termasuk saya sendiri.
praktek tak semudah teori. memang benar adanya. apalagi ini menyangkut urusan kita kepada Illahi. tapi apa salahnya kita mencoba untuk melakukan itu semua?? tak ada yang salah jika kita mencoba melakukannya. seperti yang biasa saya dengar, bahwasanya balasan Allah itu ada bagi mereka (umatNya) yang merasa terus bersyukur dengan segala pemberian yang di berikan Allah. Allah akan memberikan jaminan berupa syurga atas keberhasilan "meyekolahkan" hati kita yang satu ini. eit... tapi tak sembarang masuk. sebagai pendengar setia yang terkadang merem melek, ada penyamapaian yang selalu hangat. yakni bersedekah. bersedekah besar makna dan sudah barang tentu besar arti dan gunanya. bukan sebatas di dunia, tetapi juga diakhirat yang sudah pasti kita akan mendapati masa itu. tak ada yang lolos. dijamin dah! keajaiban bersedekah telah tertuang dari bapak Ustadz bahwa, kita akan mendapatkan gantinya berupa kelipatan dari apa yang kita sedekahkan. 10 kali lipat. bahkan bisa lebih. karena kita tahu Allah itu maha Penyayang dan maha Kaya gitu loh. dan sudah pasti, dengan bersedekah, dalam keadaan apapun, mau miskin sekali bahkan kaya sekali gantinya dari Allah itu ada. dan sedikitpun tidak akan mengurangi harta kita, bahkan akan bertambahlah harta kita. lupa surat apa. tapi itulah yang dijanjikan oleh Allah untuk kita HambaNya yang senantiasa bersedekah dengan jalan yang halal, ikhlas, dan tentunya Lillahita'ala.
sedekah adalah jalan menuju kebahagiaan yang sebenar-benarnya...

Saturday, October 23, 2010

The next Story

Hidup segan, mati tak mau.
slogan yang cocok buat aku yang sekarang tengah di ujung tanduk. hari tua telah tiba, yakni akhir bulan yang menandakan rambu-rambu kelaparan dan "broke" terbayang jelas di pikiran. untuk mengantisipasi krisis yang demikian, aku hanya bisa berusahan untuk menemukan jalan yang benar-benar praktis. membeli coklat dan pilus dengan total 1000 rupiah sepertinya sudah tak ampuk lagi untuk mengganjal perut. apalagi ditambah dengan cuaca yang ekstrim, yang kurasa semakin merogoh ke tenggorokan dan mendesak masuk ke dalam tempat trio enzim pepsin, renin dan lipase bernaung. wegh.. gak tau lagi apa rasanya, perut seakan-akan terpelintir, dan berputar 306 derajat. akhirnya, demi mengantisipasinya, terpaksa harus alternatif yang kedua, harga masih sedikit sebanding. 2000 rupiah yang kurasa mampu meringankan beban. ya, pastilah dan yakin, semua usaha ada hasilnya, dan semua halangan pasti ada jalannya juga. makanan itu kusuka, lagi enak dan lezat dan kupikir mengenyangkan. gorengan singkong!! kusuka.
lain cerita lain nasib, kali ini mengenai si penyandang jurus macan. pagi ini aku benar-benar menyaksikannya. seperti macan memang ketika ia meluapkan kemarahannya. its so scare!!! hanya ada ibu kost dan aku di rumah. kemarahan itu dipicu hanya karena sandal dia tak berada di tempat, alias sedang dipake some one. ckckck.. gak kebayangkan, andai saja ada penganiayaan,pembunuhan dan sejenisnya hanya karena sandal..tapi untunglah, masih ada yang mampu meredakannya, apa itu?? film kartun. yah, kurasa hanya dengan acara itu dia mereda. *anak mami.. :(
masih tentang aku yang disini berusaha untuk mendapatkan sesuatu yang benar-benar berguna dan menghasilkan uang untuk bertahan disini. berguna berarti halal lagi menghasilkan banyak uang. uang atau duit.. dua kata satu arti, satu fungsi dan tentunya satu tujuan, membelai hati manusia tersayang. tanpa duit, dunia ini seakan-akan tak berarti. gak tahu pandangan dari mana, tapi yang jelas memang uang adalah segalanya.

Friday, October 15, 2010

Cinta dan Cokelat

gawat. aku sudah duduk diwarnet sekian jam tapi belum bisa menuliskan apa-apa disini. curahan hati rutin perminggu bakalan sia-sia nih. apa lagi cerita ngebolangku pasti bakalan hilang dan tidak berkesan lagi.
seminggu sudah berlalu aku melalui hari-hariku di kost biru tercinta. keadaan seperti rumah sendiri membuat betah dan terasa nyaman. tak memperdulikan dia yang kata ibu kost memiliki ilmu macan. toh, sudah seminggu saja keadaan baik-baik saja. sekarang malahan dua minggu berjalan sudah. semuanya hanyalah angin lewat yang bagiku merupakan cobaan pengguncangan keberanian. cieehh,,
tak banyak aku bercerita disini. tapi justru hal yang mengesankan dan unik selalu aku temui disini. terkadang rasa kagum yang luar biasa, cinta, dan merana menderita. hooo. awal keberangkatanku ke english course, dengan masa hanya 2 minggu tapi aku yakin mampu bersaing dalam dunia global yang begitu ketat akan english. lebay bicaraku. semuanya sama, masih merintis dari nol. tapi gak nol amat lah, masih ada bekal yang tertinggal dalam pikiran semasa sekolah dulu, bisa disebut sisa ilmu gitu lah. aktivitas baru dengan hari dan suasana yang baru tentunya, tepat saat menginjakkan usiaku diatas 19 tahun, 03 oktober kemarin, tekad besar muncul bebarengan dengan semangat yang baru pula. new spirit. new life and new thinking.
tiada yang berkesan dihari jadiku itu, hanya ucapan selamat dan doa ala Fesbukers, dan beberapa dari sahabatku menyatakan lewat Henpon. tapi bagiku semuanya memang biasa. seperti aku sebagai orang yang biasa-biasa saja. perayaan ultah bukan berarti ada kebahagiaan, menurutku untuk menghibur diri. toh, sejak lahir juga memang tak ada perayaan yang namanya ULTAh. orang kampung bilang, hal semacam itu dianggap sok anak kota gitu, tapi orang kota bilang, kampungan kalo ultah yang biasa saja. menurutku, pikiran orang kota yang justru kampungan. hahaha.. biar kampungan asal hidup sejahtera, dan memiliki semangat. biar disebut kampungan, toh memang benar adanya, aku hidup di kampung. kampung cregomas tepatnya.
berbicara masalah ULTAh bagiku gak penting. semua hari-hari aku anggap sama. hanya saja penargetan dalam mencapai kehidupan serta pola pikir yang lebih dewasa harus aku tingkatkan lagi seiring dengan bertambahnya usia. takkan lagi mengucapkan kata putus asa, menyesal dan menyerah. apalagi berhenti saat baru melangkah satu tapak kaki. "we can, if we think can" kata buku menyatakan demikian.

MASUK STUDY
hari pertama, tak banyak yang kukenal ditempat yang terasa asing bagiku. bahkan tak seorangpun. hanya saja aku harus mampu beradaptasi dan sok kenal saja. mengeluarkan sifat terbaruku sebagai seorang yang lebih "grapyak" dan pandai bergaul serta menyapa, tetapi tetap pada batasan yang normal. semuanya tengan berkumpul di lembaga yang menuntut akan cakapnya berbahasa asing tersebut. tak ada yang menarik kulihat sekeliling. hanya ada 3 manusia women yang tidak membuat jantung ini berdegup. hanya suatu saat sedikit terperanjat karena kukira ada sedikit kesempatan belajar dengan seorang dari 3 itu untuk menjadi seorang journalism. lulusan S1 jurnalism. aku tertarik untuk mengenalnya, kali saja dia bisa mengajariku, betul tidak??? aku mau nyamperin si cewek itu dulu ya...
" hi miss, what's ur name??" sapaku so english
" hi too, my name is ii, how about you??" dia berbalas
" my name is tarmudi, you can call me mudy" ehemm..
" oh, sorry... judi?? its so bad..." menyernyitkan dahi
" wew... em..yu..di..ai.." aku menjelaskan
" oh.. mudy, where are you from??" tanya dia balik
" im from tegal, central java, the good country in these" aku bangga " how about you??"
" im from jakarta,,"
"owh jakarta toh.. in where? i last year jalan jalan to jakarta, in jakarta selatan. you know it???" balasku bercampur aduk bahasa
" owh yeah..walking around?? south jakarta??" balas dia mengartikan

brem.. percakapan yang tidak mendapatkan hasil, karena sang tentor telah masuk kedalam percakapan kami. " okey gays, attention please..!!!"

pengalaman baru tak banyak, tertawa dan terdiam yang dapat aku lakukan disana. kejadian paling aneh dan tragis, mampu membekap mulut yang ingin tertawa terbahak-bahak menimpaku. saat itu kami semua ditugaskan untuk menceritakan sesuatu. describe something, kata si pengajar atau biasa disebut tutor itu. setelahnya, diharapkan ada relawan yang memulai berdiri di depan dan menceritakannya...
semua anak terdiam ketika iin yang saat itu mengacungkan jari dan tampil di depan kelas yang fresh, karena berada pada ruang yang terbuka di bawah pohon ceremeh.
" okey, i want to tell about my self, my struggle, and my sacrifice" terangnya.
kurang lebih dia akan menerangkan, kenapa dia bisa terdampat di sini, pare atau biasa disebut kampung english. satu kata dua kata situasi mulai gaduh, karena tak penting, menurut mereka, sehingga hanya satu dua orang yang memperhatikan dan mendengarnya berbicara, termasuk aku. wlau tak tahu banyak dia berkata apa, tapi aku mencoba untuk mengetahuinya, meski sampai keringat membanjiri seluruh muka, bukan karena kerasnya berfikir, tetapi karena panasnya kondisi cuaca saat itu. heuu.. sudah berbicara panjang lebar, iin masih tetap menceritakan pengalamannya, mulai dari kedatangannya ke pare naik kereta ekonomi dan sangat penuh, tandasnya. tapi, tiba-tiba air matanya keluar deras loh.. aku tak tahu, bahkan semuanyapun tak tahu kenapa dia tiba-tiba menangis. dia menceritakan kesedihannya dalam bahasa inggris yang kebanyakan, bahkan seluruh anak-anak tak tahu apa yang dia bicarakan.. lucu kan?????

Cinta... tak mampu berbuat banyak, cantik, elegan, modis. tetapi tetap bagiku tidak berani mengungkapkan dan melanggar tekadku untuk belajar disini. aku harus mampu menahannya, meski sakit setiap hari terus berjumpa dengannya. venti asal kota ukir..

Coklat.. hanya bisa menguraikan, tak makan nasi, coklatpun kudapat. dengan perbandingan harga yang lumayan drastis dan tentunya dapat mengirit untuk bertahan hidup disini.. ckckck tragis, ucapku.

Wednesday, October 6, 2010

si bolang ngekos juga..

Setelah masa dua hari penyambanganku di Pondok pesantren Darul Falah itu, aku memulai perjuangan baru, dengan mendapatkan sebuah hunian rumah yang kuharapkan memenuhi kriteriaku. murah, dekat dengan tempat course dan masjid, dan tentunya nyaman dan suasana religius masih ada, meski tak sereligius di ponpes. setidaknya aku masih mengingat nasihat emak agar tidak berkumpul-kumpul atau sekedar bermain dengan orang orang berandal. mungkin dia mengkhawatirkanku, karena imanku masih terlalu lemah dan mudah terbawa arus. pikirku, aku jga sudah cukup berandal. hahaha...
tak lebih dari 3 jam kudapati sebuah ruamah yang sederhana. bukan lagi kos-kosan, tetapi ini adalah rumah sendiri, pikirku. semuanya menawarkan 100.000 per bulannya. masih terlalu berat untukku sepertinya. dan disinilah jodohku. dengan 50.000 sedikit membantu biaya pengeluaran emak dan tentunya hasil jerihpayahku masih tersisa aku dapat merebbahkan badan disini.
seorang wanita berusia setengah baya yang duduk di ruang tamu menjawab salam dariku kala itu. dia mempersilahkanku dengan ramah dan penuh tawa yang khas. mirip mak lampir, tapi ini lebih halus dan sopan. ditiap pertanyaan dan ucapannya terselip rasa kelelahan. disamping itu, di setiap tertawanya kutemukan aura kebaikan yang luar biasa, kepasrahan yang begitu tajam.
" ini bukan nenek lampir. ini nenek moyang nenek lampir. baik bangeettttt.." pikirku.
dia mempersilahkanku untuk melihat di setiap sekat-sekat ruangan yang berada di rumahya. banyak juga yang ada disini bu..
" oke.. siahkan.. akmu bisa pilih tidur dimana saja, sesukamu.. ini kiinci lemarinya. kamu bisa langsung tarus barang barang kamu disana, okeh??" nada bercanda dan senyuman si nenek dilontarkan untukku dengan nada englishnya yang kupikir fasih. aku hanya bisa tersenyum manis. dan sedikit terharu.
" oke, i say thanks about it." balasku ketika aku pikir aku berada dalam wilayah wajib berbahasa inggris.
" oke. terserahlah.. tapi tidurnya kamu jangan ditengah, bisa didepan atau disini saja. didepan televisi. di tengan itu, ada anaknya, suka marah-marah, oke?? dia juga punya ilmu hitam. dia dukun nakal. okeh??" tandas nenek itu yang kusebut ibu, yang seakan akan memperingatkanku terhadap sosok laki-laki penghuni ruang tengah.
"masak sih?? but its oke" nadaku tenang.

tak ada ketakutan, sedikitpun. asal aku tidak membuat sebuah masalah. atau si ibu terlalu mengada-ada. hemm... biarlah, Allah pasti melindungiku.
hingga kemudian kau beranikan diri tidur di tempat itu, tak apah. karena sebelumnya aku sudah mengkonfirmasikan itu kepada si empunya. kita sama-sama ngekos, tinggal dirumah orang, sama-sma bayar, termasuk sama-sama manusia juga. orangnya tinggi besar, usia satu tahun lebih muda dariku. tak kusangka memang. tapi aku meski tetap menjaga peringatan si ibu dengan pasti. tapi tanpa harus menjauhi si penghuni kamar tengan itu. Adi, namanya..
ali tak seperti yang dikumandangkan oleh si ibu, dia sma seperti manusia biasanya. baik malahan. apa mungkin dia akan berubah ketika dia merasa terusik mungkin?? tapi berubah mejadi apa?? power rangers kah? one piece kah? atau apa ya?? akhir-akhir ini kuperhatikan dia juga layaknya manusia biasa. menghadapi di depan televisi dengan beraksinya film cartoon yang menjadi kesayangannya. semuanya aku berpikir berharap bisa menghibur pikiran.
tak banyak yang bisa aku lakukan disini, yang ada hanyalah belajar dan terkadang sedikit selingan bermain dengan teman kost baru. si Ali kupandang biasa-biasa saja. hingga suatu saat di penginapanku yang ke 7 hari ini, aku mendengarkan cerita si ibu..
" kamu tadi tidurnya di jalan yah??? si ali tadi bilang marah-marah nggak bisa lewat tadi. ibu bilang itu kucing"
padahal itu aku yang tidur di tengah-tengah kasur yang biasa untuklewat. aku memang tengah lelah tertidur pulas. lupa.
"maaf bu.." badanku mendadak lemas, bukan memikirkan ketakutan akan ilmu dia, tetapi lebih pada perasaan dia yang marah karena tindakanku. hemm
" iya, besok-besok kamu tidurnya jangan disana ya... nanti kalau dia marah, ilmu macannya dia keluarkan... awwwww. tau kan ilmu macan?? hahahahaah" ibu memperingatkanku tenang.
" iya bu... maaf ya.." balasku.
" ya sudahlah, kamu mau mandi kan? ya sudah sana..."
" iya bu.." seketika aku hengkang dari percakapan di belakang rumah dekat kamar mandi itu. hingga masih kujinjing ember kecil berisikan peralatan mandi...

si bolang di pondok pesantren

masih hari kamis. terpaksa aku melanggar janjiku untuk menghadap komputer tiap hari minggu. keputusan ini aku buat setelah menyandang status anak kos. yang memang aku harus lebih berhati-hati dan berhemat untuk mengeluarkan barang yang namanya "duit" itu.
aku menyandang status itu tepat tanggal 1 oktober 2010 kemaren. setelah kepergianku tanggal 29 September. banyak hal yang terjadi yang tak dapat aku ungkapkan. tapi paling tidak sedikitnya aku mampu mengeluarkan semuanya disini.
mencari kost yang murah dan paling murah sepertinya terlalu susah dan terlalu berlebihan bila kuberharap mendapatkannya. entahlah, tak ada sedikitpun ketakutanku untuk menjadi seorang gelandangan. ditemui di sebuah pohon bambu, TaufiQul, demikian dia menyebutkan namanya padaku, menghantarkanku dan memberikan petunjuk langkah langkah yang harus kutempuh dengan hidup yang baru itu. mungkin dia tengah melihatku kebingungan yang juga mencari alamt yang tak jelas. Fortuna House kala itu. tak banyak yang tahu.akhirnya dengan saran TaufiQ aku memulai hari pertama ngebolang Kediri di sebuah tempat yang nampaknya asing. tetapi indah bila aku resapi. malahan terkadang terlalu menyayat hati, membuat seluruh bulukudukku merinding ketakutan akan kebesaran Tuhan. PDF. bukan hanya sebuah rumah singgahan yang biasa, tetapi penuh religiusitas. di dalamnya sepertinya kutemaukan serpihan serpihan hati yang selama ini hilang. aku mendekat dengan Illahi..
Pondok Pesantren Darul Falah. memang tak sengaja aku daratkan kaki disana. karena tujuanku memang berbeda, bermaksud mendapatkan tambahan ilmu bahasa ingris, kini aku disana juga mendapati bahasa yang lain. bahasa arab. bukan orang arab pemainnya sudah barang tentu. tetapi orang indonesia asli yang juga menuntut ilmu disana. tertawa. saat aku mendengar ocehan mereka yang kurasa, tak dapat aku memahaminya. hingga aku benar-benar merasa menemukan keunikan dan kesejukan. bukan sebagai aura kebaikan lagi, tetapi keharusanku untuk memahaminya.
brosur itu kutemukan disana. begitu menggilakanku. membuatku terpukau. walupun sebelum itu aku mengeluh tak mempersoalkan itu. terang saja, brosur itu adalah sebuah selebaran iklan sebuah lembaga kursus bahasa arab. terang brosur itu, mengapa kita harus mampu berbahasa arab, karena :
1. Umat kita adalah bangsa arab
2. kitab Al-Qur'an itu memakai bahasa arab
3. kelak diakhirat kita akan mendapatkan pertanyaan dengan memakai bahasa arab. jadi sudah tentu kalau kita ditanya mau ke syurga atau ke neraka mampu menjawab itu. tambah sohibku, Ibad disana,

semuanya sedikit masuk ke dalam jiwa, kalaupun aku boleh melebih-lebihkan tulisan, brosur itu membuat pedang tajam menyayat hati gelapku. terlalu sakit, tetapi membuatku sadar. ketakutan itu ada. hingga aku benar-benar ingin memutuskan tinggal di ponpes itu. terlebih pesan dari emak harus menjaga diri, tidak boleh begaul dengan orang-orang yang tak penting dan tak beretika. emak khawatir.
selang beberapa jam kemudian aku membicarakan itu di kantor ponpes itu berada.
" pak, masih ada ruang kosong??"
"buat di camp apa? inggris atau arab??"
pikiranku terbang melayang. tujuan utamaku adalah untuk belajar english, tetapi aku juga ingin belajar bahasa arab.
kujelaskan seterang-terangnya. dan ternyata...
" untuk saat ini, semua kelas sudah penuh. mungkin bisa menunggu bulan depan untuk tinggal disini.." tandas pimpinan ponpes itu

memang bukan tempatku disini. tandasku pada sohib ponpes. aku diberi waktu penginapan di ponpes itu 2 hari, sebelum aku emndapatkan tempat kost di luar. karena aku terlanjur membawa semua barang-barang bawaanku di ponpes.
dua hari mendapatkan makna yang besar, batinku. aku mulai merasakan diriku yang serendah-rendahnya atas keimanan yang selama ini aku tak perdulukan. membaca kitab Al Quran, setidaknya masih berhasrat aku lakukan disana. tetapi semuanya seakan-akan terpatahkan oleh kegilaan mereka terhadap kitab suci itu. hingga kau benar-benar hanya kembali meletakkan kitab itu yang belum sempat kubaca. suara mereka benar-benar lirih, halus, membuat nyaman siapa saja yag mendengarnya. apalagi kecepatan membaca dan tentunya begitu fashih dalam membaca. ibarat kata, aku tak mampu berlari. hanya makhluk yang lumpuh. sedangkan mereka melesat melaju kearah depat menuju cahaya suci tanpa halangan. aku yang masih terpokoh-pokoh dalam kecacatan hanya bisa melihat dan menyaksikan mereka. begitulah gambaaranku bila dibandingkan denagn mereka.
dua hari berlangsung terlalu cepat. imanku yang masih gontai kupaksa untuk hengkang dari tempat yang kuanggap pembawa berkah itu. sebagai kenagan, kubeli sebuah paket kecil buku bahasa arab dengan maksud aku mempelajarinya. meski imanku tidak bisa menjadi paling baik dengan mempelajarinya. tetapi bagiku, paling tidak aku berusaha mendekatkan diri kepada ILLahi. aku pergi, berpamitan dengan penghuni sekitar..
" sob, kalau ada ruangan kosong, antum kasih tahu ana ya, ana betah dan pengin disini sob..."
"iya, nanti bareng ana saja, antum sekarang mau pindah dimana, sudah dapat kos-kosan ya.." ucap ibad si penghuni ponpes dengan nada kearab-araban.
"na'am.. assalamualaikum..jangan lupa nanti main, buat sillaturahmi ya.." tandasku.
"wa'alaikumsalam. insya Allah"