NavBar

Friday, October 15, 2010

Cinta dan Cokelat

gawat. aku sudah duduk diwarnet sekian jam tapi belum bisa menuliskan apa-apa disini. curahan hati rutin perminggu bakalan sia-sia nih. apa lagi cerita ngebolangku pasti bakalan hilang dan tidak berkesan lagi.
seminggu sudah berlalu aku melalui hari-hariku di kost biru tercinta. keadaan seperti rumah sendiri membuat betah dan terasa nyaman. tak memperdulikan dia yang kata ibu kost memiliki ilmu macan. toh, sudah seminggu saja keadaan baik-baik saja. sekarang malahan dua minggu berjalan sudah. semuanya hanyalah angin lewat yang bagiku merupakan cobaan pengguncangan keberanian. cieehh,,
tak banyak aku bercerita disini. tapi justru hal yang mengesankan dan unik selalu aku temui disini. terkadang rasa kagum yang luar biasa, cinta, dan merana menderita. hooo. awal keberangkatanku ke english course, dengan masa hanya 2 minggu tapi aku yakin mampu bersaing dalam dunia global yang begitu ketat akan english. lebay bicaraku. semuanya sama, masih merintis dari nol. tapi gak nol amat lah, masih ada bekal yang tertinggal dalam pikiran semasa sekolah dulu, bisa disebut sisa ilmu gitu lah. aktivitas baru dengan hari dan suasana yang baru tentunya, tepat saat menginjakkan usiaku diatas 19 tahun, 03 oktober kemarin, tekad besar muncul bebarengan dengan semangat yang baru pula. new spirit. new life and new thinking.
tiada yang berkesan dihari jadiku itu, hanya ucapan selamat dan doa ala Fesbukers, dan beberapa dari sahabatku menyatakan lewat Henpon. tapi bagiku semuanya memang biasa. seperti aku sebagai orang yang biasa-biasa saja. perayaan ultah bukan berarti ada kebahagiaan, menurutku untuk menghibur diri. toh, sejak lahir juga memang tak ada perayaan yang namanya ULTAh. orang kampung bilang, hal semacam itu dianggap sok anak kota gitu, tapi orang kota bilang, kampungan kalo ultah yang biasa saja. menurutku, pikiran orang kota yang justru kampungan. hahaha.. biar kampungan asal hidup sejahtera, dan memiliki semangat. biar disebut kampungan, toh memang benar adanya, aku hidup di kampung. kampung cregomas tepatnya.
berbicara masalah ULTAh bagiku gak penting. semua hari-hari aku anggap sama. hanya saja penargetan dalam mencapai kehidupan serta pola pikir yang lebih dewasa harus aku tingkatkan lagi seiring dengan bertambahnya usia. takkan lagi mengucapkan kata putus asa, menyesal dan menyerah. apalagi berhenti saat baru melangkah satu tapak kaki. "we can, if we think can" kata buku menyatakan demikian.

MASUK STUDY
hari pertama, tak banyak yang kukenal ditempat yang terasa asing bagiku. bahkan tak seorangpun. hanya saja aku harus mampu beradaptasi dan sok kenal saja. mengeluarkan sifat terbaruku sebagai seorang yang lebih "grapyak" dan pandai bergaul serta menyapa, tetapi tetap pada batasan yang normal. semuanya tengan berkumpul di lembaga yang menuntut akan cakapnya berbahasa asing tersebut. tak ada yang menarik kulihat sekeliling. hanya ada 3 manusia women yang tidak membuat jantung ini berdegup. hanya suatu saat sedikit terperanjat karena kukira ada sedikit kesempatan belajar dengan seorang dari 3 itu untuk menjadi seorang journalism. lulusan S1 jurnalism. aku tertarik untuk mengenalnya, kali saja dia bisa mengajariku, betul tidak??? aku mau nyamperin si cewek itu dulu ya...
" hi miss, what's ur name??" sapaku so english
" hi too, my name is ii, how about you??" dia berbalas
" my name is tarmudi, you can call me mudy" ehemm..
" oh, sorry... judi?? its so bad..." menyernyitkan dahi
" wew... em..yu..di..ai.." aku menjelaskan
" oh.. mudy, where are you from??" tanya dia balik
" im from tegal, central java, the good country in these" aku bangga " how about you??"
" im from jakarta,,"
"owh jakarta toh.. in where? i last year jalan jalan to jakarta, in jakarta selatan. you know it???" balasku bercampur aduk bahasa
" owh yeah..walking around?? south jakarta??" balas dia mengartikan

brem.. percakapan yang tidak mendapatkan hasil, karena sang tentor telah masuk kedalam percakapan kami. " okey gays, attention please..!!!"

pengalaman baru tak banyak, tertawa dan terdiam yang dapat aku lakukan disana. kejadian paling aneh dan tragis, mampu membekap mulut yang ingin tertawa terbahak-bahak menimpaku. saat itu kami semua ditugaskan untuk menceritakan sesuatu. describe something, kata si pengajar atau biasa disebut tutor itu. setelahnya, diharapkan ada relawan yang memulai berdiri di depan dan menceritakannya...
semua anak terdiam ketika iin yang saat itu mengacungkan jari dan tampil di depan kelas yang fresh, karena berada pada ruang yang terbuka di bawah pohon ceremeh.
" okey, i want to tell about my self, my struggle, and my sacrifice" terangnya.
kurang lebih dia akan menerangkan, kenapa dia bisa terdampat di sini, pare atau biasa disebut kampung english. satu kata dua kata situasi mulai gaduh, karena tak penting, menurut mereka, sehingga hanya satu dua orang yang memperhatikan dan mendengarnya berbicara, termasuk aku. wlau tak tahu banyak dia berkata apa, tapi aku mencoba untuk mengetahuinya, meski sampai keringat membanjiri seluruh muka, bukan karena kerasnya berfikir, tetapi karena panasnya kondisi cuaca saat itu. heuu.. sudah berbicara panjang lebar, iin masih tetap menceritakan pengalamannya, mulai dari kedatangannya ke pare naik kereta ekonomi dan sangat penuh, tandasnya. tapi, tiba-tiba air matanya keluar deras loh.. aku tak tahu, bahkan semuanyapun tak tahu kenapa dia tiba-tiba menangis. dia menceritakan kesedihannya dalam bahasa inggris yang kebanyakan, bahkan seluruh anak-anak tak tahu apa yang dia bicarakan.. lucu kan?????

Cinta... tak mampu berbuat banyak, cantik, elegan, modis. tetapi tetap bagiku tidak berani mengungkapkan dan melanggar tekadku untuk belajar disini. aku harus mampu menahannya, meski sakit setiap hari terus berjumpa dengannya. venti asal kota ukir..

Coklat.. hanya bisa menguraikan, tak makan nasi, coklatpun kudapat. dengan perbandingan harga yang lumayan drastis dan tentunya dapat mengirit untuk bertahan hidup disini.. ckckck tragis, ucapku.

No comments: