NavBar

Wednesday, October 6, 2010

si bolang di pondok pesantren

masih hari kamis. terpaksa aku melanggar janjiku untuk menghadap komputer tiap hari minggu. keputusan ini aku buat setelah menyandang status anak kos. yang memang aku harus lebih berhati-hati dan berhemat untuk mengeluarkan barang yang namanya "duit" itu.
aku menyandang status itu tepat tanggal 1 oktober 2010 kemaren. setelah kepergianku tanggal 29 September. banyak hal yang terjadi yang tak dapat aku ungkapkan. tapi paling tidak sedikitnya aku mampu mengeluarkan semuanya disini.
mencari kost yang murah dan paling murah sepertinya terlalu susah dan terlalu berlebihan bila kuberharap mendapatkannya. entahlah, tak ada sedikitpun ketakutanku untuk menjadi seorang gelandangan. ditemui di sebuah pohon bambu, TaufiQul, demikian dia menyebutkan namanya padaku, menghantarkanku dan memberikan petunjuk langkah langkah yang harus kutempuh dengan hidup yang baru itu. mungkin dia tengah melihatku kebingungan yang juga mencari alamt yang tak jelas. Fortuna House kala itu. tak banyak yang tahu.akhirnya dengan saran TaufiQ aku memulai hari pertama ngebolang Kediri di sebuah tempat yang nampaknya asing. tetapi indah bila aku resapi. malahan terkadang terlalu menyayat hati, membuat seluruh bulukudukku merinding ketakutan akan kebesaran Tuhan. PDF. bukan hanya sebuah rumah singgahan yang biasa, tetapi penuh religiusitas. di dalamnya sepertinya kutemaukan serpihan serpihan hati yang selama ini hilang. aku mendekat dengan Illahi..
Pondok Pesantren Darul Falah. memang tak sengaja aku daratkan kaki disana. karena tujuanku memang berbeda, bermaksud mendapatkan tambahan ilmu bahasa ingris, kini aku disana juga mendapati bahasa yang lain. bahasa arab. bukan orang arab pemainnya sudah barang tentu. tetapi orang indonesia asli yang juga menuntut ilmu disana. tertawa. saat aku mendengar ocehan mereka yang kurasa, tak dapat aku memahaminya. hingga aku benar-benar merasa menemukan keunikan dan kesejukan. bukan sebagai aura kebaikan lagi, tetapi keharusanku untuk memahaminya.
brosur itu kutemukan disana. begitu menggilakanku. membuatku terpukau. walupun sebelum itu aku mengeluh tak mempersoalkan itu. terang saja, brosur itu adalah sebuah selebaran iklan sebuah lembaga kursus bahasa arab. terang brosur itu, mengapa kita harus mampu berbahasa arab, karena :
1. Umat kita adalah bangsa arab
2. kitab Al-Qur'an itu memakai bahasa arab
3. kelak diakhirat kita akan mendapatkan pertanyaan dengan memakai bahasa arab. jadi sudah tentu kalau kita ditanya mau ke syurga atau ke neraka mampu menjawab itu. tambah sohibku, Ibad disana,

semuanya sedikit masuk ke dalam jiwa, kalaupun aku boleh melebih-lebihkan tulisan, brosur itu membuat pedang tajam menyayat hati gelapku. terlalu sakit, tetapi membuatku sadar. ketakutan itu ada. hingga aku benar-benar ingin memutuskan tinggal di ponpes itu. terlebih pesan dari emak harus menjaga diri, tidak boleh begaul dengan orang-orang yang tak penting dan tak beretika. emak khawatir.
selang beberapa jam kemudian aku membicarakan itu di kantor ponpes itu berada.
" pak, masih ada ruang kosong??"
"buat di camp apa? inggris atau arab??"
pikiranku terbang melayang. tujuan utamaku adalah untuk belajar english, tetapi aku juga ingin belajar bahasa arab.
kujelaskan seterang-terangnya. dan ternyata...
" untuk saat ini, semua kelas sudah penuh. mungkin bisa menunggu bulan depan untuk tinggal disini.." tandas pimpinan ponpes itu

memang bukan tempatku disini. tandasku pada sohib ponpes. aku diberi waktu penginapan di ponpes itu 2 hari, sebelum aku emndapatkan tempat kost di luar. karena aku terlanjur membawa semua barang-barang bawaanku di ponpes.
dua hari mendapatkan makna yang besar, batinku. aku mulai merasakan diriku yang serendah-rendahnya atas keimanan yang selama ini aku tak perdulukan. membaca kitab Al Quran, setidaknya masih berhasrat aku lakukan disana. tetapi semuanya seakan-akan terpatahkan oleh kegilaan mereka terhadap kitab suci itu. hingga kau benar-benar hanya kembali meletakkan kitab itu yang belum sempat kubaca. suara mereka benar-benar lirih, halus, membuat nyaman siapa saja yag mendengarnya. apalagi kecepatan membaca dan tentunya begitu fashih dalam membaca. ibarat kata, aku tak mampu berlari. hanya makhluk yang lumpuh. sedangkan mereka melesat melaju kearah depat menuju cahaya suci tanpa halangan. aku yang masih terpokoh-pokoh dalam kecacatan hanya bisa melihat dan menyaksikan mereka. begitulah gambaaranku bila dibandingkan denagn mereka.
dua hari berlangsung terlalu cepat. imanku yang masih gontai kupaksa untuk hengkang dari tempat yang kuanggap pembawa berkah itu. sebagai kenagan, kubeli sebuah paket kecil buku bahasa arab dengan maksud aku mempelajarinya. meski imanku tidak bisa menjadi paling baik dengan mempelajarinya. tetapi bagiku, paling tidak aku berusaha mendekatkan diri kepada ILLahi. aku pergi, berpamitan dengan penghuni sekitar..
" sob, kalau ada ruangan kosong, antum kasih tahu ana ya, ana betah dan pengin disini sob..."
"iya, nanti bareng ana saja, antum sekarang mau pindah dimana, sudah dapat kos-kosan ya.." ucap ibad si penghuni ponpes dengan nada kearab-araban.
"na'am.. assalamualaikum..jangan lupa nanti main, buat sillaturahmi ya.." tandasku.
"wa'alaikumsalam. insya Allah"

No comments: