NavBar

Friday, December 17, 2010

B A P A K

Pa.. Ini putramu, muzi.
Bukan putra kesayanganmu, bukan pula putra kebnggaanmu. Memang dedikasimu begitu besar untuk zi. Kau ajari zi bgaimana cranya untk hdup dlam keterbtasan, bgaimana cranya hdup bermasyarakat, bgaimana cranya hdup ala "gue". Sesuka kita bertindak asal kita senang dan bnyak dikenal tetangga. Untuk "gue" zi tdak menyetujui itu pa,, itu pengecut menurut zi. Bgaimana bisa qt meninggalkan masalah yg justru harus qt genggam dan hancurkan?? Qt pemimpin pa, tak baik kalau sdikit api di dpan mata saja kau lari entah ke mana anakmu ini mencri tak ada.
Pa,, aku ingin berbeda dgan 2 saudara laki lakiku. Aku tak ingin menyamai mereka. Langkah hdup mereka yang hanya bisa kau serahkan bgitu saja. Tapi jangan kau tanyakan aku ingin jadi apa, karena sampai saat inipun aku tak tahu. Bapak tentu tahu pula bhwa cita citaku hanyalah umbaran ambigu, yang tak jelas dan slalu berubah ubah, bpak tentu ingat smasa kecilku dulu, aku mengatakan ingin menjadi p0wer rangers biar bisa membela keluarga kalo ada m0nster menyerang. Bpak tertawa disana. Sdikit pemberitahuan, aku malu pak, anakmu ini seperti tak punya plhan lain saat kau tanyakan cita citaku yg lainnya. Menjadi polisi. Bukan keinginanku pa, itu semata untk membungkam tertawaan bpak. Aku ingin sdikit membwat bpak bhagia meski palsu dariku.
Bapak, aku, anakmu ini skarang sudah dwasa. Lihatlah bulu dibwah hdungku, tumbuh subur meski samar samar. Di daguku apalagi pa, bulu kesayanganku tumbuh. Jumlahnya mash sdkit. Baru enam biji kalau bpak mau menghtungnya. Bpak sudah tahu kedwasaanku bukan? Aku berharap tak ada lagi paksaan langkah hdup anakmu ini. Tapi, semua sumbangsihmu tentulah mash kuterima. Bpak, anakmu ini sudah menancpkan impian yg terdlam. Bukan menjadi p0wer rangers tentunya, yg bru kusadari leluc0n masa kecilku yg luar biasa. Bukan pula menjadi se0rang p0lisi, seperti kbh0ngan kataku waktu itu. Bukan se0rang tentara, d0kter, ataupun tentara. Kenapa?? Tubuhmu mulai renta, uban di kepala juga mulai merata, keningmu mulai membentuk Kerutan kelelahan. Jantung yg melemah apalagy, tak kuasa aku untk memompa deras mengalirkan darah ke penjuru tbuh rentamu. Kita orang biasa. Terlalu sulit bila kucapai impian yg sulit itu. Karenanya, aku berkata tidak.

No comments: