NavBar

Sunday, February 21, 2010

2 JAM SAJA KAU PERGI

Cerita lama yang tlah lama kupendam akhirnya terbesit juga. keluar melalui ubun2 dari rambatan hati yang terkoyak. semuanya kembali terbuka lebar. iringan musik kenangan yang menyapa telingaku. mengikat erat memori hingga pada saat masa lalu dan kini yang tlah berbeda.
sekarang dia telah tiada hingga yang kembali memupuskan harapku dan asaku. semuanya telah hilang sejak ia bersamaku. semua harapan dan cita-cita. kandas dimakan perjalanan perjuangan kami. andai saja 3 tahun silam aku tahu rasa sakitmu, andai saja engkau mengeluh,
" Sob, aku capek" apa susahnya?? toh dengan begitu kita akan berhenti melalu perjalanan. hanaya istirahat sebentar. kau bilang jangan. nanti telat. nanti ketinggalan kereta. sebentar lagi hujan. nanti kehujanan. memang susah bersamamu waktu itu. memang aku tahu kau tak lagi mau menyusahkanku. kau tak mau lagi memberikan beban. tapi malah sampai sekarang engkaulah yang memberikan beban hingga kini.
bukankah kau tahu, semuanya akan selesai. semuanaya akan clear. semuanya... segala impian kita akan terwujud. namun berulang kali kau lakukan itu padaku. kau tak jujur padaku. kau bilang hanya demam. biasa. beli obat di warung juga sembuh. hanaya 25.000 untuk membawamu ke puskesmas. kau bilang jangn buang-buang duit. toh, sakit saya biasa saja. lagian perjuangan kita belum berakhir. masih ada beberapa langkah lagi yang harus kita tempuh.
"tapi kamu kan lagi sakit??"
"Ah, aku kan sudah bilang, beli obat di warung juga besok akan sembuh. lagian besok kita masih butuh duit buat ke sana. jauh lagi. iya kan?? yang penting kita pasti bisa selalu bersama lalui semuanya. sampai tua. takkan ada yang melupakan dan terlupakan diantara kita sampai mati!"
yah, sampai mati memang. tetapi kematianmu begitu cepat. kau gagalkan semua impianku. kau gagalkan impianmu sendiri. dan kau gagalkan impian kita berdua.
sudah dua jam aku menunggu kelopakmu terbuka. semuanya telah aku persiapkan. sarapan pagi warteg makanan favorit kita. he..he.. tumben memang aku yang bangun terlebih dahulu. aneh. tapi tetap saja kuwalahan. tidak ada kamu sama saja. yah, aku tahu kamu lagi sakit jadi tidak mungkin aku membangunkanmu. masih panas ubun-ubunmu. menyusup jauh ke dalam rabaan telapak tangan.
hingga dua jam kau tak terbangun. hingga kulihat betapa pucatnya parasmu. namun senyummu selalu saja kulihat...
hingga akhirnya akupun cemas dan merasa cemas. aku goyahkan badanmu. tanganmu tergelepak jatuh dari atas perutmu. hingga nafasmu yang tak terhempas. keluar. aku rasakan.
Tidak! memang saat itu aku sangat syok dan kecewa padamu.
engkau bohong.
engkau berhianat.
tinggalkanku sendiri.
kini semuanya sirna. hilang hanya bergumam tangisan air mata. mengalir bercucuran mengendap di kain kafan. semuanya hilang...

No comments: