Malam...
Tubuhku menggigil, dinginnya
menggerogot tulangku
Aku semakin merengkuh,
tapi sepertinya percuma
Di sana, manusia-manusia
kaya tetap saja bersuka cita
Dengarlah! Jangkrik
saja sepertinya tertawa
Mungkin melihat diriku
yang berbeda....
Siang..
Berharap, hujan selalu
menyambutku gembira
Aku benci dengan terik,
yang selalu menjerat leherku
Pada hujan, setidaknya
mampu membuatku berbicara
Menyapihku, seperti
pertama kalinya menatap dunia
Tapi, sepertinya ia enggan
bercerita
Pada ragaku yang
semakin terkikis udara....
Begitulah siang dan
malamku..
Takkan pernah seperti
mereka, yang selalu tertawa
Sesekali bersandiwara,
saat melihatku datang membawa duka
Hingga sampai di
penghujung nyanyian parauku,
Aku tak pernah
menyadari peranku di setiap sandiwara
Yang kutahu, peranku
akan selalu sama, seperti sebelumnya, selamanya...
No comments:
Post a Comment